Headline

Kamis, 29 Desember 2011


LATIHAN
KK-1. Evaluasi rasio keuangan untuk menentuukan Price-to Earning (PE).
a.       Pertumbuhan laba per lembar saham.
Pertumbuhan laba per saham dimana Tahun 2 sebagai tahun dasar adalah sebagai berikut:
Tahun
AXEL
BIKE
Laba perlembar saham ($)
Pertumbuhan
Laba perlembar saham ($)
Pertumbuhan 
2
1,70
-
1,95
-
3
2,75
62%
2,00
3%
4
2,25
32%
1,67
(14%)
5
3,50
105%
2,50
28%
6
4,25
150%
3,00
54%

Analisis:                                                          
            Jika tahun dasar adalah tahun 2 berikut ini analisis pertumbuhan ekonomi perusahaan AXEL dan BIKE per  tahunnya:
Pertumbuhan laba per lembar saham perusahaan AXEL Pada tahun 3 bila dibandingkan tahun 2 meningkat sebesar 62% dan apabila dibandingkan dengan perusahaan BIKE maka pertumbuhan laba per lembar saham AXEL lebih tinggi dikkarenakan BIKE hanya memiliki pertumbuhan laba perlembar saham hanya sebesar 3%. Tahun  4 AXEL memiliki pertumbuhan laba per lembar saham sebesar 32%, angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan laba perlembar saham  perusahaan BIKE mengalami pertumbuhan negative sebesar 14%. Dan pada tahun 5 AXEL mempunyai pertumbuhan laba per lembar saham adalah sebesar 105%, sedangkan  BIKE sebesar 28%. Dari angka tersebut pertumbuhan laba per lembar saham AXEL lebih  tinggi dibanding BIKE. Sementara pada tahun 6 perusahaan AXEL memiliki pertumbuhan laba per lembar saham yang sangat signifikan yaitu sebesar 150% bila menggunakan tahun dasar tahun 2. Angka tersebut  lebih tinggi diibandingkan dengan perusahaan BIKE yang hanya memiliki pertumbuhan laba per lembar saham di tahun 6 sebesar 54%. 
            Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa Price to Earning AXEL lebih tinggi dibanding dengan BIKE.

b.      Rasio Pengungkit Keuangan (financial laverage ratio).
Ada beberapa cara yang digunakan dalam menilai dan menganalisis pengungkit keuangan perusahaan diantaranya adalah rasio utag terhadap aktiva (Debt ratio) dan Rasio utng terhadap Ekuitas (Debt equity  ratio). Berikut ini  analisis pengungkit keuangan kedua perusahaan  menggunakan rasio tersebut.

1.      Rasio utang terhadap total asset (debt ratio):

                            Keterangan
AXEL
BIKE
Total utang
$  7.000.000
$  6.600.000
Total asset
  37.000.000
  35.600.000
Rasio
0,19
0,19
           
Analisis:
            Rasio utang terhadap aktiva  melihat perbandingan  antara utang perusahaan dengan asset yang dimiliki. Makin rendah rasio ini makin besar penyangga kerugian yang timbul pada waktu likuidasi. Dengan demikian, kemampuan melunasi seluruh utang juga semakin besar. Dari data tersebut diatas  perusahaan AXEL memiliki debt ratio sebesar 0,19 dan perusahaan BIKE juga memiliki debt ratio sebesar 0,19. Angka tersebut dapat dikategorikan rendah itu artinya penyangga kerugian pada saat likuidasi juga rendah. Sehingga kemampuan kedua perusahaan  dalam melunasi utangnya relative besar.

2.      Rasio utang terhadap ekuitas (Debt Equity Ratio)

                            Keterangan
AXEL
BIKE
Total utang
$  7.000.000
$  6.600.000
Total ekuitas
  30.500.000
  30.750.000
Rasio
0,23
0,21

Analisis:
            Rasio utang terhadap ekuitas merupakan ratio yang membandingkan utang perusahaan dengan modal yang dimiliki. Semakin rendah rasio ini berarti semakin baik bagi perusahaan.  Dari data diatas AXEL memiliki rasio sebesar 0,23, sedangkan BIKE sebesar 0,21 hal ini menunjukkan bahwa kondisi perusahaan BIKE lebih baik dibanding AXEL. Karena rasio utang terhadap ekuitasnya lebih rendah dibanding BIKE.
c.       Pengembalian ekuitas biasa.

                            Keterangan
AXEL
BIKE
Laba bersih
$  2.125.000
$  2.250.000
Total ekuitas biasa
  20.000.000
  30.000.000
Rasio
11%
7%


Analisis:
Rasio pengembalian ekuitas merupakan perbandingan antara laba bersih dengan modal sendiri.  Data di atas perusahaan dapat dilihat bahwa perusahaan AXEL memiliki rasio pengembalian ekuitas biasa sebesar 11% , ini berarti bahwa setiap$.100 modal sendiri perusahaan dapat menghasilkan$.11 laba bersih. Sedangkan  perusahaan BIKE memiliki rasio sebesar 7%, ini mengindikasikan bahwa setiap$.100 maodal yang dimiliki perusahaan dapat menghasilkan laba sebesar$.7. dari rasio  tersebut dapat disimpulkan bahwa perusahaan AXEL memiliki rasio yang lebih tinggi dibandingkan dengan perusahaan BIKE.   
 
d.      Laba bersih sebagai persentase atas penjualan.

                            Keterangan
AXEL
BIKE
Laba bersih
$  2.125.000
$  2.250.000
Penjualan
  30.000.000
  30.000.000
Rasio
7,1%
7,5%

Analisis:
Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar laba yang dihasilkan dari penjualan. Dari tabel tersebut di atas, dapat dilihat bahwa perusahaan AXEL memiliki rasio laba bersih atas penjualan sebesar 7,1% mengindikasikan bahwa setiap$.100 penjualan  dapat menghasilkan laba bersih sebesar$.7,1. Sementara untuk perusahaan BIKE memiliki rasio 7,5% berarti bahwa setiap$.100 penjualan dapat menghasilkan laba sebesar$.7,5.  Jadi kesimpulannya bahwa perusahaan BIKE memiliki tingkat PE lebih baik bila diukur menggunakan rasio ini.     

e.       Rasio lancer, perputaran piutang, serta penjualan terhadap pabrik dan peralatan.
-          Rasio Lancar
                            Keterangan
AXEL
BIKE
Aktiva lancar
$20.000.000
$19.600.000
Hutang lancar
    7.000.000
    6.600.000
Rasio
2,86 kali
2,97 kali

Analisis:
Rasio lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas jangka pendek perusahaan. Untuk perusahaan AXEL memiliki rasio sebesar 2,86 kali mengindikasikan bahwa setiap$. 100  utang lancar perusahaan apabila ditagih maka tersedia aktiva lancar sebesar$.286 untuk melunasinya. Sedangkan untuk perusahaan BIKE memiliki rasio lancar sebesar 2,97 kali berarti bahwa setiap$.100 utang lancar dapat ditutupi menggunakan aktiva lancar sebesar$.297. dari rasio tersebut dapt dilihat bahwa tingkat likuiditas BIKE lebih baik dibanding dengan AXEL.    
-          Perputaran Piutang

                            Keterangan
AXEL
BIKE
Penjualan bersih
$ 30.000.000
$ 30.000.000
Piutang dagang
     5.000.000
     3.750.000
Rasio
6 kali
8 kali

Analisis :
Perputaran piutang merupakan rasio yang mengukur atau menilai berapa kali perusahaan menagih piutang selama satu periode. Dari tabel tersebut di atas Perusahaan AXEL memiliki rasio perputaran piutang sebesar 6 kali, ini mengindikasikan bahwa pada periode ini AXEL  melakukan penagihan atas piutangnya sebanyak 6 kali. Sementara itu Perusahaan BIKE memiliki rasio perputaran piutang lebih tinggi, yaitu sebesar 8 kali, ini berarti pada periode ini BIKE  melakukan penagihan atas piutangnya sebanyak 8 kali.

-          Penjualan terhadap pabrik dan peralatan.

                            Keterangan
AXEL
BIKE
Penjualan bersih
$ 30.000.000
$ 30.000.000
Pabrik dan peralatan
   13.000.000
   15.900.000
Rasio
2,3 kali
1,9 kali

Analisis:
Analsis penjualan terhadap pabrik dan peralatan merupakan analisis yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan pabrik dan peralatan dapat menghasilkan penjualan.  Dari tabel tersebut di atas, perusahaan AXEL memiliki rasio sebesar 2,3 kali, ini mengindikasikan bahwa setiap $.1 pabrik dan peralatan yang dioperasikan dapat menghasilkan penjualan sebesar $.2,3.  Dan untuk perusahaan BIKE tingkat rasio penjualan terhadap pabrik dan peralatan adalah sebesar 1,9 kali. Hal ini berarti setiap$.1 peralatan dan pabrik yang dioperasikan dapat menghasilkan penjualan sebesar$.1,9.

f.       Posisi paten

                            Keterangan
AXEL
BIKE
Laba bersih
$2.125.000
$2.250.000
Paten bersih
  4.000.000
     100.000
Rasio
53%
225%
Analisis:

Setiap $1 paten bersih perusahaan AXEL dapat menghasilakan laba sebesar 0,53. Sementara untuk Rp.1 paten bersih perusahaan BIKE  dapat menghasilkan laba bersih sebesar $2,25.

g.       ROA jangka panjang.

                            Keterangan
AXEL
BIKE
Laba bersih
$ 2.125.000
$ 2.250.000
Aset jangka panjang
 13.000.000
  15.900.000
Rasio
0,16
0,14

Analisis:
ROA jangka panjang merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi penggunaan asset jangka panjang dalam menghasilkan laba.  Pada perusahaan AXEL memiliki rasio ROA jangka panjang sebesar 0,16, hal ini mengindikasikan bahwa setiap $1 penggunaan asset jangka panjang dapat menghasilkan laba bersih $0,16. Dan untuk perusahaan BIKE  ROA jangka  panjangnya sebesar 0,14 kali mengindikasikan bahwa setiap $1 aset jangka panjang yang dioperasikan perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar $0,14.

LATIHAN
KK-2
v  Pos 1 dipadukan dengan penyulingan. Hal itu dikarenakan industri uang bergerak dibidang penyulingan membutuhkan rasio atas total aset yang lebih besar dibandingkan dengan perusahaan atau industri lain yang kemudian industri penyulingan tidak membutuhkan beban iklan sehingga datanya tidak ada. Selain itu untuk proses produksi dan pengolahan maka wajar ketika rasio total kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemegang saham lebih tinggi yanitu 158,69% dan 109,47%.

v  Pos 2 dihubungkan dengan produsen tembakau. Hal itu ditinjau dari persediaan yang lebih besar yaitu 14,87% dikarenakan sebagi produsen, erusahaan tersebut tidak ingin menerapkan sistem Just in Time (JIT), namun sistem persediaan FIFO sehingga tetap terjaga kualitas tembakau yang dihasilan.

Selain itu sebagai produsen tembakau dibutuhkan dana yang cukup untuk penelitian dan pengembangan (LITBANG) agar dapat menghasilkan laba yang lebih baik, dimana tidak terlepas dari kualitas produk yang tinggi.

v  Pos 3 dihubungkan dengan peralatan komputer. Jika dilihat dari persentase harga pokok penjualan (HPP) terhadap pendapatan, maka wajar ketika angka 67,48% sebagai HPP untuk sebuah perusahaan yang bergerak dalam penjulan peralatan komputer. Kemudian karena bergerak dalam bidang perdagangan maka dibutuhkan biaya iklan yang cukup sebanding yaitu 4,82%. Selain itu, sebagai perusahaan dagang banyak biaya operasional yang dikeluarkan sehingga laba bersih yang dihasilkan hanya berkisar 4,93%.

v  Pos 4 dihubungkan dengan perawatan kesehatan. Oleh karena bergerak dibidang jasa, maka hal pertama yang akan tampak adalah tidak tersedianya data persediaan dalam neraca. Setelah itu kewajiban jangka pendek dan jangka panjang hanya berkisar 29,92% dan 10,19% dan untuk perusahaan yang bergerak dibidang jasa tidak dibutuhkan biaya penelitian dan pengembangan.


v  Pos 5 dihubungkan dengan industri utilitas. Hal ini disebabkan karena harga pokok penjualannya memiliki persentase 77,20% dari pendapatan. Selain itu total aset yang dimilikinya hanya sebesar 19,11% diindikasikan untuk persediaan sebesar 7,91%. Sebagai industri yang begerak dibidang utlitas, maka biaya iklan yang dibebankan wajar ketika persentasenya mencapai 3,8%  hal itu disebabkan perusahaan membutuhkan omset penjualan yang tinggi.

v  Pos 6 dihubungkan dengan  toko klontong. Hal ini disebabkan karena toko klontong merupakan perusahaan yang berskala kecil dan bergerak dibidang dagang. Oleh sebab itu toko klontong tidak menyediakan dana untuk penelitian dan pengembangan sehingga tidak tertera dalam tampilan laba/rugi. Selain itu sebagai usaha kecil, langah inisiatif yang harus disiasati oleh toko klontong yaitu meningkatkan biaya iklan guna menambah omset penjualan. Kemudian juka ditinjau dari persediaan, maka persediaan maka persentase persediaannya wajar ketika mencapai angka 20,11%

v  Pos 7 dihubungkan dengan Farmasi. Jika ditinjau dari total aset sebesar 106,30%, maka hal ini mengimplementasikan bahwa sebuah industri bergerak dibidang manufaktur  memiliki aset untuk operasional yang cukup besar.


v   Pos 8 dihubungkan dengan survei opini publik. Hal ini dikarenakan HPP sebesar 81,06% dari persentase pendapatan. Hal ini mengindikasikan sebagai perusahaan jasa yang bergerak dilapangan banyak biaya operasional yang dibebankan pada HPP.

v  Pos 9 dihubungkan dengan penasehat investasi . karena bergerak dibidang jasa yang melayani para investor-investor dalam menyediakan data yang berhubungan dengan perusahaan dalam menentukan kemampuan perusahaan tersebut dalam menghasilkan laba, sehingga tidak membutuhkan persediaan dan biaya penelitian dan pengembangan.




 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management