Headline

Kamis, 03 November 2011

CINTA (Kahlil Gibran)

AKU bicara perihal Cinta????…
Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,
Walau jalannya sukar dan curam.
Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.
Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.
Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.
Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.
Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia
kan menyalibmu.
Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.
Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.
Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.
Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.
Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.
Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;
Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kaupahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.
Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.

AYAH

“Ayah sejatiku no 1″

Ayah kau adalah pembelajaran
Sekumpulan ilmu yang harus dipraktekkan
Kau pukul aku dengan cambuk ingatan
Agar lebih bermakana untuk kampung negara
Kini sudah usang kulitmu Ayah
Tapi setiap kerut kulitmu adalah pengalaman
Kau didik aku
lewat khas militer terbaikmu
Beliyau berikan waktu yang tepat untuk tidur
Dan tak ada kata keluar malam
Waktu harus dikerjakan secara tepatnya
Seketika aku salah beliyau lari untuk sopaniku
Rahasia hitam putih adalah hobimu ayah
Dengan mentri dan pion jalankan lalu habiskan malam
Tanpa bintang seterang matahari
Aku disini selalu mendoakan kesehatanmu ayah sayang

IBU

“Ibuku Perisai Hatiku”
Rumahku sembilan bulan lamanya
Sayangmu sudah kurasakan detik itu juga ibu
Langkahmu capekmu semestapun haru
Dalam belaian sedalam lautan
Beliyau tidak meminta
Beliyau ikhlas apa adanya
Membelai tulus dipangkuannya
Gunung intan pun tak mampu samainya
Sopankah kita menyapanya
Lembutkah jemari ini untuknya
Rasakan warna sentuhan selamanya
Jangan lukai perasaan sedih untuknya
Maafkan aku ibu, jika aku pernah kasar padamu
Aku anakmu yang belum cukup bahagiakanmu
Seringkali masih datang meminta bantuanmu dan membuat hatimu bimbang ibu atas kabarku
Sampai kapankah kesempatan ini masih ada untuk melihatmu?

Senyum dari Hati

Sesekali sinar bintang berkedip
Larutlah gulita malam waktu itu
Bukan mentari yang tenggelam
Tapi bulan tenang yang menggenang
Apakah kau merasakannya
Dapatkah kau merasakannya
Lagu rindu dari dedaunan
Yang bergema sepanjang petang
Taukah rindu itu?
Rindu senyum dari hati
Yang lama tak terpandang
Dari sudut cahaya angkasa

Aku (Chairil Anwar)

AKU
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak perduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Maret 1943

Kenangan

Ibarat awan berarak menderu
Menghentak seluruh kesadaranku
Tak mampu pada wadahku
Getir pahit bersahutan menyatu
Kala kesedihan mendayung
Menggenggam lengan lembayung
Ombak romansa bergulung
Tampilkan lautan kalbu terkurung
Dalam diam jeritku
Ingin kugadaikan sukma jiwaku
Membeli sang waktu
Yang congkak melangkah bisu
Tinggallah tatapan nanar berkaca
Kalimat-kalimat yang bisu bersuara
Roh yang pergi meninggalkan sukma
Separuh kosong tanpa jiwa

Hujan

Hujan,,
rangkaian irama abadi dlm semesta
Iringkan hembusan nafas alam nan smpurna
Hdirkan rngkaian resonansi dlm jiwa
Mski tnpa nada yg nyata
Bait demi bait doa tercipta dalam hati merindu
Ada harap dalam rindu yg senyap
Gerimis mengundang bagai tersayat
Hadirkan pengharapan nan pekat..
Tetes2 anugerah alam tak lgi trasa indah
Gemericiknnya tak lgi berirama
Sunyi,, senyap,, dan gelap..
Tanpa resonansi yg nyata

Hujan..
Kapankah irama resonansi jiwaquw kmbali
Rindukan saat2 lagu terlantun merdu
Hnya bersama “pujaanquw”

Hujan

Hujan,,
rangkaian irama abadi dlm semesta
Iringkan hembusan nafas alam nan smpurna
Hdirkan rngkaian resonansi dlm jiwa
Mski tnpa nada yg nyata
Bait demi bait doa tercipta dalam hati merindu
Ada harap dalam rindu yg senyap
Gerimis mengundang bagai tersayat
Hadirkan pengharapan nan pekat..
Tetes2 anugerah alam tak lgi trasa indah
Gemericiknnya tak lgi berirama
Sunyi,, senyap,, dan gelap..
Tanpa resonansi yg nyata
Hujan..
Kapankah irama resonansi jiwaquw kmbali
Rindukan saat2 lagu terlantun merdu
Hnya bersama “pujaanquw”
 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management