Headline

Minggu, 15 Januari 2012

Di masa mendatang, teknologi akan memungkinkan kerinduan terhadap aroma orang tercinta atau bebauan tertentu bisa tertunaikan.
Kemungkinan itu tak terbantahkan sebab baru-baru ini ada perusahaan penyedia perangkat keras yang berhasil menciptakan alat baru pengirim bau. Mint Foundry, nama perusahaan itu, merakit sebuah robot yang mampu mentransfer bau bernama Olly. Ia baru bisa bekerja jika sudah dihubungkan ke Internet. 
Suatu saat nanti, jika sang kekasih menyinggung nama Anda melalui Twitter, secara ajaib Anda akan mampu mengendus aroma parfum sang kekasih. Jika seseorang menandai Anda di sebuah foto atau video pada laman Facebook, aroma ikan bakar atau kopi di gambar akan muncul. 
Menurut laman Mashable, para penciptanya ingin membuktikan bahwa Internet tak hanya memungkinkan menampilkan suara atau gambar, tapi juga mengirimkan bau.   
Perangkat itu hanya berupa kotak putih yang melekatkan sebuah laci di bagian belakangnya yang bisa diisi segala aroma. Minyak esensial, sari buah, parfum, atau alkohol bisa diletakkan di dalamnya. Karena bisa sekaligus dimasukkan, maka Anda bisa mengirimkan semua akun media sosial dengan aroma berbeda. 
Mereka menyediakan sebuah aplikasi yang bisa diunduh lewat Internet. Setelah itu, pembaca bau keluaran Olly harus juga dipasang. 
Perangkat canggih ini belum tersedia di pasaran. Hanya saja, jika perusahaan bisa menemukan pemodal untuk produksi massal, dapat dipastikan tak ada ruang yang bebas dari bebauan dari Internet. 

Wah, Penumpang Gemuk Diminta Bayar Tiket Pesawat Lebih Mahal

 

Menurutnya, ide 'pajak lemak' ini harus diberlakukan karena maskapai penerbangan membayar lebih untuk bahan bakar karena berat rata-rata penduduk yang meningkat.

"Bahan bakar tambahan membutuhkan biaya sekitar 315 poundsterling (sekitar Rp 4,5 juta) per pesawat dan penambahan berat badan penumpang dapat mempengaruhi keuntungan maskapai penerbangan," lanjut Webber.

Webber menjelaskan hal ini adalah sebuah fakta, karena maskapai penerbangan harus mempertimbangan berbagai hal ketika memutuskan berapa banyak bahan bakar yang perlu ditempatkan di pesawat.

"Saya pikir diskriminatif bila orang yang menjaga berat badannya harus membayar tiket yang lebih mahal (bila harga tiket dinaikkan secara merata)," ujar Webber.

Webber mengusulkan sistem di mana orang akan membayar biaya tambahan untuk setiap kilogram berat badan yang telah ditetapkan. Dengan sistem ini, orang yang lebih kurus akan membayar lebih murah bila berat badannya berada di bawat batas yang ditentukan.

Sebelumnya, beberapa bulan yang lalu parlemen Jerman juga mengusulkan agar orang gemuk diwajibkan membayar pajak lemak. Hal ini karena dana asuransi kesehatan di Jerman yang dilaporkan mengalami defisit serius karena meningkatnya masalah kesehatan pada orang obesitas.

Obesitas merupakan istilah yang diberikan pada seseorang yang memiliki berat badan 20 persen lebih besar dari nilai tengah kisaran berat badannya yang normal.

Perbandingan normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30 persen pada wanita dan 18-23 persen pada pria. Jika kadar lemak seseorang melebihi ambang batas tersebut maka bisa disebut mengalami obesitas.

Obesitas terjadi akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Pada obesitas terjadi ketidakseimbangan antara asupan dan pembakaran kalori dalam tubuh.

Jakarta, Harga tambahan biasanya dikenakan pada penumpang pesawat yang membawa barang bagasi melebihi kapasitas yang ditentukan. Tapi mantan eksekutif Qantas mengusulkan bahwa harga tambahan juga harus diberikan pada penumpang yang memiliki berat badan berlebihan.

"Orang dengan berat badan lebih dari rata-rata harus membayar lebih untuk tiket pesawat mereka dibandingkan dengan penumpang yang lebih ramping," tutur Tony Webber, mantan Chief Economist Qantas, seperti dilansir Dailymail.

7 Jenis Kanker yang Bisa Diperangi dengan Berolahraga

img
Ilustrasi (dok: Thinkstock)
Jakarta, Diagnosis kanker dapat menjadi peristiwa yang mengejutkan, tetapi juga dapat dicegah. Bahkan, setengah dari total semua kematian akibat kanker dapat dihindari dengan menerapkan gaya hidup sehat.

Salah satu senjata melawan kanker yang paling ampuh adalah olahraga. Karena berolahraga secara teratur dapat menjaga berat badan, meningkatkan tekanan darah, dan ketajaman mental. Olahraga juga dapat menghentikan beberapa jenis penyakit.

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa latihan dan aktifitas fisik berkaitan dengan penurunan risiko beberapa jenis kanker, terutama kanker payudara dan kanker usus besar.

"Tidak ada kata terlambat untuk memulai program kebugaran. Kabar baiknya, latihan fisik tidak masalah dimulai pada usia berapapun, maka Anda akan melihat manfaat dari latihan tersebut berapapun usia Anda," kata Dr. Priscilla Furth, profesor onkologi di Georgetown University Medical Center seperti dilansir myhealthnewsdaily, Rabu (11/1/2012).

Berikut adalah tujuh kanker yang telah diteliti mampu dihentikan perkembangannya lewat berolahraga:

1. Kanker endometrium

Kanker enometrium adalah kanker yang muncul pada lapisan rahim. Penelitian oleh Yale School of Public Health menegaskan bahwa wanita yang berolahraga minimal 150 menit dalam seminggu memiliki risiko 34% lebih rendah terkena kanker endometrium dibanding wanita yang tidak berolahraga.

Para peneliti juga menemukan, wanita dengan indeks massa tubuh (IMT) di bawah 25 memiliki risiko 73% lebih rendah terserang kanker ini, dibandingkan dengan wanita yang tidak berolahraga dengan IMT di atas 25. Orang dengan IMT lebih dari 25 dianggap mengalami kelebihan berat badan.

2. Kanker kolorektal

Menurut sebuah penelitian yang dimuat British Medical Journal, orang yang menerapkan kebiasaan gaya hidup sehat, seperti berolahraga lebih dari 30 menit setiap hari, ternyata mampu menurunkan risiko kanker kolorektal.

Bahkan, 23% kanker kolorektal dapat dicegah pada peserta penelitian yang menerapkan gaya hidup sehat, menurut peneliti dari Institute of Cancer Epidemiology di Kopenhagen. Penelitian ini didasarkan pada survei terhadap 55.489 orang pria dan wanita berusia 50-64 tahun yang dipantau selama hampir sepuluh tahun.

3. Kanker prostat

Meskipun beberapa penelitian yang ada tidak cukup meyakinkan, beberapa temuan menunjukkan adanya hubungan antara aktivitas fisik dengan penurunan risiko kanker prostat ganas.

Pria yang rutin berolahraga memiliki risiko kanker prostat lebih rendah dibandingkan dengan orang yang tidak rutin berolahraga, demikian menurut penelitian tahun 2006 yang dimuat dalam International Journal of Cancer.

Sebuah penelitian tahun 2005 di Cina yang dimuat dalam European Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa olahraga dalam taraf sedang mampu melindungi tubuh dari kanker prostat.

"Latihan fisik tidak berfokus pada seberapa banyak yang dilakukan, tetapi seberapa intens melakukannya. Anda dapat melakukannya sambil berkebun, menggali, atau berjalan lambat untuk menaikkan denyut jantung," kata Dr. Furth.

4. Kanker payudara

Wanita yang memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara dapat mengurangi risikonya dengan melakukan 20 menit aktivitas fisik minimal lima kali dalam seminggu dan diiiringi dengan mempertahankan gaya hidup sehat, demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di jurnal Breast Cancer Research.

Bahkan, wanita yang telah menopause dan membiasakan diri berolahraga dalam taraf sedang hingga berat mengalami perubahan kadar hormon dan protein yang berimbas pada penurunan risiko kanker payudara, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan Journal of Clinical Oncology.

Beberapa temuan menunjukkan bahwa memulai program latihan sejak masa remaja dapat menunda timbulnya kanker payudara pada wanita yang bermutasi dalam gen-nya.

5. Kanker paru-paru

Olahraga juga dapat mengurangi resiko kanker paru bagi perokok atau mantan perokok.

Peneliti dari Universitas Minnesota memberikan kuesioner kepada 36.929 orang wanita yang tidak terkena kanker di Iowa, dan memantau para peserta selama 16 tahun.

Penelitian yang dimuat dalam jurnal Cancer Epidemiology Biomarkers & Prevention tahun 2006 ini menemukan bahwa wanita yang banyak melakukan olahraga, lebih sedikit kemungkinannya terserang kanker paru-paru dibandingkan wanita yang jarang berolahraga.

Penelitian lain tahun 2003 yang dimuat dalam American Journal of Epidemiology menunjukkan bahwa pria dan wanita yang melakukan olahraga dalam taraf sedang dan kuat mengalami penurunan kanker paru-paru, terutama orang yang memiliki indeks tubuh rendah atau menengah dan perokok.

6. Kanker ovarium

Meskipun masih diperlukan penelitian tambahan, beberapa bukti menunjukkan hubungan antara olahraga dan penurunan risiko kanker ovarium epitelial (kanker yang ditemukan dalam sel-sel permukaan ovarium).

Wanita yang terlibat dalam olahraga dengan intensitas tinggi paling banyak mengalami penurunan risiko kanker ovarium invasif dibandingkan dengan wanita yang tidak melakukan aktivitas fisik secara teratur, menurut sebuah penelitian yang diterbitkan jurnal Cancer Causes & Control.

Furth menyarankan kepada orang memulai program olahraga, agar sebaiknya memulainya pada intensitas rendah dan secara bertahap dinaikkan hingga tingkat sedang. Tujuannya adalah untuk melakukan latihan kardiovaskular yang benar-benar meningkatkan denyut jantung dan mengeluarkan keringat.

7. Kanker lambung

Orang yang melaporkan aktifitas fisik dalam taraf sedang memiliki penurunan risiko kanker lambung seebsar 50%, demikian menurut sebuah penelitian tahun 2008 yang dimuat dalam jurnal Cancer Epidemiology Biomarkers and Prevention.

Orang yang melakukan kegiatan fisik yang berat sepanjang hidupnya juga memiliki penurunan risiko kanker perut, menurut sebuah penelitian 2007 yang dimuat European Journal of Cancer.

Peneliti dari Cancer Care di Ontario, Kanada menemukan 20-40% risiko kanker perut berkurang pada orang yang melakukan olahraga berat lebih dari tiga kali seminggu, dibandingkan dengan orang yang berolahraga kurang dari sekali dalam sebulan.

Orang yang Rajin Olahraga Gajinya Cenderung Lebih Tinggi

Ada banyak cara untuk memotivasi seseorang agar lebih rajin olahraga. Salah satunya melalui hasil penelitian berikut ini, yang dalam kesimpulannya dikatakan bahwa makin rajin olahraga seseorang cenderung berpenghasilan lebih tinggi.

Menurut penelitian terbaru yang dilakukan di Cleveland State University, seseorang yang rajin berolahraga sedikitnya 3 kali dalam seminggu berpeluang memperoleh gaji 9 persen lebih tinggi. Makin rajin olahraga, besarnya penghasilan biasanya berbanding lurus.
img 
(Foto: thinksto 

Penelitian yang dilakukan terhadap 12.000 orang di Amerika Serikat ini mengatakan, efek ini tetap teramati meski tidak terlalu rajin olahraga. Meski hanya olahraga 1-3 kali dalam seminggu, seseorang masih berpeluang untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi 5 persen.

Hubungan antara olahraga dan penghasilan memang tidak terkait secara langsung. Namun ketika seseorang rajin olahraga, maka tubuhnya akan lebih bugar sehingga lebih mendukung untuk bekerja keras dan lebih jarang bolos kerja dengan alasan sakit.

Selain itu, berbagai penelitian sebelumnya juga mengaitkan olahraga dengan penurunan risiko stres termasuk di tempat kerja. Seorang karyawan yang jarang stres bisa lebih optimal dalam bekerja, sehingga peluang untuk mengembangkan karir menjadi lebih terbuka.

Terlepas dari manfaatnya bagi perkembangan karir dan peningkatan gaji, manfaat olahraga yang bisa dirasakan secara langsung adalah pembakaran kalori. Makin banyak kalori terbakar, berat badan makin berkurang dan berbagai risiko penyakit kronis bisa dicegah termasuk sakit jantung dan diabetes.

"Selain menyehatkan jantung, mengurangi berat badan dan memberikan manfaat kesehatan lain, penelitian membuktikan bahwa olahraga bisa meningkatkan fungsi mental, kondisi psikologis serta level energi yang lebih tinggi," ungkap sang peneliti, Dr Vasilos Kosteas seperti dikutip dari Dailymail, Senin (16/1/2012)

Orang Tuli Bisa Baca Gerak Tubuh Lebih Cepat

 img
Setiap orang pasti memiliki kelebihan dan juga kekurangan. Sebuah studi terbaru menemukan orang yang tuli mampu membaca gerak tubuh seseorang lebih cepat dibanding dengan orang yang bisa mendengar.

Peneliti telah menemukan orang tuli yang menggunakan bahasa isyarat mampu mengenali dan mengartikan bahasa tubuh lebih cepat daripada orang yang mendengar dan tidak menggunakan bahasa isyarat.

"Ada banyak anekdot mengenai orang-orang tuli yang dikatakan lebih mampu menangkap bahasa tubuh, tapi studi ini memberikan bukti pertama untuk itu," ujar David Corina, profesor di department of linguistics and Center for Mind and Brain, University of California, seperti dikutip dari HealthDay, Senin (16/1/2012).

Corina dan koleganya membandingkan respons dari orang tuli dan orang yang bisa mendengar terhadap satu video klip dari orang yang menggunakan American Sign Language atau membuat bahasa dengan gerakan fisik.

"Kami berharap mereka bisa mengenai bahasa isyarat lebih cepat dari orang yang mendengar. Tapi kejutan nyatanya adalah orang-orang tuli bisa membaca gerak atau bahasa tubuh 100 milidetik lebih cepat," ujar Corina.

Corina mengungkapkan temuan ini penting karena menunjukkan bahwa kemampuan manusia untuk beradaptasi dan komunikasi tidak hanya terbatas pada berbicara saja. Hasil ini akan dirilis secara online dalam jurnal Cognition.

Selain itu penelitian ini juga menunjukkan orang-orang tuli bisa sangat mahir dalam mendeteksi ciri-ciri halus yang muncul dari tindkan atau geraan fisik orang lain. Keterampilan ini bisa bermanfaat untuk beberapa pekerjaan yang sensitif seperti pemeriksaan bandara.

Hasil lain yang ditemukan dalam studi sebelumnya diketahui orang yang terlahir dengan gangguan pendengaran memiliki kemampuan lebih pada indera penglihatan. Hal ini karena orang tuli dengan gangguan di daerah otak yang biasanya berhubungan dengan pendengaran perifer akan mengalami peningkatan di daerah otak lain, yaitu peripheral vision (penglihatan tepi)

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Online Project management